TABLOIDELEMEN.com – Penggel berasal dari bahasa Jawa yang berarti bulat.
Sesuai bentuknya, makanan yang lebih sering menjadi menu sarapan pagi sajian nasinya memang berbentuk bulat mengingatkan kita dengan Takoyaki khas Jepang.
Nasi penggel bisa anda temukan di Dusun Lengkongan, Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kebumen.
Penjual nasi penggel berkumpul tepatnya di pinggir Jalan Raya Sokka setelah Jembatan Luk Ulo, sekitar dua kilometer dari Alun-Alun Kota Kebumen.
Sepanjang jalan Raya Sokka di dua sisinya, ada beberapa lapak penyedia nasi penggel.
Anda bisa memilih penjual nasi penggel yang tersedia.
Ketika membeli, anda bisa mengambil sendiri nasi yang telah dibulat-bulatkan oleh penjual nasi penggel di dalam bakul.
Nasi bulat tersebut seukuran bola pingpong dan lalu masukan ke pincuk daun pisang. Lengkapi dengan sayur lodeh santan berbumbu gurih pedas campuran ‘gori’ atau nangka muda, daun singkong, tempe, tahu dan melinjo.
Untuk lauk, nasi penggel bisa tersaji dengan sayur kulit dan jeroan sapi seperti babat, iso, kikil, tetelan, jantung, ginjal, paru, dan semacamnya.
“Pelengkap nasi penggel lainnya adalah tempe mendoan,” kata penikmat nasi penggel Sisnawan, warga Purbalingga yang akan berwisata ke Yogyakarta.
Ia mengaku mendengar informasi dari kerabatnya yang pernah menikmati nasi.
“Katanya hanya ada saat pagi hari. pukul 05.30 WIB. Biasanya penjual nasi penggel berjualan hingga pukul 08.30 WIB. Biasanya cepet habis nasinya. Ya datangnya jangan kesiangan,” kata Sisnawan.
“Seporsi nasi penggel lengkap serta lauk pauk jeroan dengan harga Rp 15.000. Tempe dan teh manis hangat seharga Rp 2.000. Harga jeroan per satu buah Rp 8.000,” imbuhnya.

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News