Macan Tutul Jawa
Dalam Bahasa ilmiahnya Panthera Pardus Melas atau Matulja merupakan satu satwa yang merupakan predator puncak di banyak lansekap hutan di Jawa.
Satwa ini telah hidup sejak ribuan tahun yang lalu dan merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.
Panthera Pardus Melas ini mempunyai indra penglihatan dan penciuman yang tajam serta hidup secara soliter, kecuali pada musim berbiak.
Macan tutul ini lebih aktif berburu mangsa di malam dan siang hari.
Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan yang berukuran lebih kecil.
Seperti kijang dan babi celeng dan salah satu makanan faforitnya adalah primata (lutung) biasanya diletakkan di atas pohon atau di gua setelah berhasil dilumpuhkan.
Jenis kucing besar ini merupakan satwa endemik pulau Jawa.
Artinya Matulja hanya hidup di bentang geografis tertentu dan tidak ada di lokasi yang lain.
Matulja memiliki dua variasi warna bulu yaitu varias warna gelap, masyarakat sering menyebut macan kumbang dan variasi warna terang yang terkenal dengan macan tutul.
Keduanya merupakan jenis spesies satwa yang sama. Dari kedua induk yang tutul dapat terlahir variasi terang maupun gelap.
Macan kumbang merupakan matulja yang mengalami melanisme (mutasi genetik yang membuat produksi melanin menjadi sangat berlebihan) tetapi dalam intensitas cahaya tertentu, tetap dapat terlihat pola tutulnya.
Di Indonesia, matulja hanya hidup di Pulau Jawa, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan.
Sebaran keberadaannya tercatat mulai dari Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten hingga Taman Nasional Alas Purwo di Provinsi Jawa Timur.
Sebagian besar hidup dalam kawasan-kawasan hutan konservasi seperti Taman Nasional dan Cagar Alam. Termasuk di Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK), Jawa Barat.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News