Punya Kecerdasan Literasi Digital yang Tinggi

Dalam pemaparan materinya, Mahendra mengajak pengurus OSIS mempunyai kecerdasan literasi digital yang tinggi.
Karena itu, ia berpesan, jangan mudah terpengaruh berita bohong (hoaks) dalam media sosial yang dapat melunturkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Harus melakukan verifikasi, yaitu mengecek informasi dari berbagai sumber,” katanya.
Ia menegaskan, menulis berita harus objektif, berimbang, dan lugas. Wartawan menulis berdasarkan fakta dan data valid.
Dengan cara yang sama, wartawan melakukan verifikasi fakta secara menyeluruh sebelum memublikasikan berita.
Proses ini sering melibatkan pengecekan sumber ganda, juga wawancara narasumber kredibel.
Menurutnya, struktur dan kelengkapan menulis artikel berita harus sistematis.
Wartawan sering mengikuti struktur 5W+1H, yaitu Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana.
“Jadi sangat mudah menulis berita baik karena sudah mengikuti struktur 5W+1H. Tujuannya adalah memberikan informasi akurat, faktual, dan mendalam kepada public,” katanya.
Kemudian, Mahendra membandingkan unggahan pada Facebook dengan berita media daring hasil tulisan wartawan.
Unggahan di Facebook kurang verifikasi. Siapa pun dapat mengunggah informasi tanpa melalui proses verifikasi formal.
Akibatnya, informasi beredar sering kali tidak akurat, mengandung rumor, atau bahkan hoaks.
Demikian pula, unggahan itu sering mencampurkan fakta dengan opini, emosi, atau prasangka pribadi pengunggah.
“Pengguna Facebook tidak terikat oleh standar dan kode etik jurnalistik mengikat wartawan professional,” katanya.
Ketua OSIS Negeri 4 Mrebet, Fadhil Rafif Al Azhar mengaku akan menerapkan pengetahuan tentang jurnalistik ini.
“Kami akan terapkan tata cara membuat dan menyampaikan berita yang baik dan sesuai dengan usia kami,” katanya.

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update artikel lainnya di Google News

















