Ini adalah larangan keras. Larangan mengumpat ini mempunyai arti haram. Ibnu ‘Allan dalam kitabnya Dalilul Falihin menyatakan: (قال: لا تسبن أحداً) السبّ الشتم وهو حرام،
Artinya: “Yang namanya as-sabbu adalah mengumpat (misuh-misuh: Jawa). Hal itu hukumnya haram,” (Muhammad Ali bin Muhammad bin, Dalilul Falihin, [Beirut: Darul Ma’rifah, 2004], juz 5, hlm. 273)
Terlebih menjelang tahun politik, semua masyarakat harus bisa menahan diri supaya tidak sampai ada kata-kata kotor dari mulutnya atau mengata-ngatai orang hanya karena beda pilihan pasangan calon presiden-wakil presiden atau beda partai.
Hati-hati dalam komentar baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Nabi Muhammad bersabda: سِبابُ المسلم فسوق، وقتاله كفر
Artinya: “Mengumpat orang muslim merupakan tindakan fasik (dosa besar). Membunuhnya sama berarti kafir,” (Muttafaq alaih) Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin-Nawawi mengungkapkan: يَحْرُمُ سَبّ المسلم من غير سبب شرعي يجوِّز ذلك.
Artinya: “Haram mengumpat orang muslim dengan tanpa sebab yang dilegalkan oleh syariat,” (Imam Nawawi, Al-Adzkar lin-Nawawi, [Dar Ibnu Hazm: 2004], hlm. 577)
Bagi orang Islam yang mengumpat muslim lain, maka bagi pemerintah diperbolehkan mentakzir atau menghukum mereka.
Hadirin…. Keharaman mengumpat tidak hanya bagi saudara kita yang muslim saja, namun juga kepada non-muslim.
Sesama warga Indonesia, kita semua harus menampilkan akhlak luhur Nabi Muhammad.
Jangan sampai kita mengumpat, memberikan sumpah serapah kepada orang lain. سَبُّ الْمُسْلِمِ لِلذِّمِّيِّ مَعْصِيَة، ، وَيُعَزَّرُ الْمُسْلِمُ إِنْ سَبَّ الْكَافِرَ
Artinya: “Umpatan orang muslim kepada kafir dzimmi adalah sebuah tindakan durhaka. Orang muslim dihukum jika mengumpat orang kafir,” قَال الشَّافِعِيَّةُ: سَوَاءٌ أَكَانَ حَيًّا، أَوْ مَيِّتًا، يَعْلَمُ مَوْتَهُ عَلَى الْكُفْرِ.
“Syafiiyyah mengatakan: baik orang kafir yang diumpat tersebut masih hidup atau sudah mati yang jelas-jelas orang yang mengumpat tersebut mati dalam keadaan kafir.” (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Mesir: Darus Shafwah: 1427 H), juz 24, hlm. 141)
Dengan demikian, mengata-ngatai siapa pun, baik muslim maupun non muslim, hukumnya tidak diperbolehkan.
Oleh karena itu, dalam suasana menjelang pemilu 2024 mendatang, marilah kita ciptakan kedamaian, ketenangan bersama-sama.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News