Ketidakpercayaan masyarakat kepada lembaga filantropi yang tempo hari menggemparkan Indonesia berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengumpul Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS) yang resmi.
“Penurunan kepercayaan terhadap lembaga zakat resmi dari masyarakat saat isu penyalahgunaan wewenang salah satu lembaga filantropi mencuat ke public,” kata Ketua BAZNAS Purbalingga, Chumaidi saat Expo Lembaga Zakat yang ada di Kabupaten Purbalingga dan pentasyarufan bersama zakat kepada 76 penerima, di Pendapa Dipokusumo Purbalingga, Sabtu 27 Agustus 2022.
Menurutnya, diperlukan cara dan sosialisasi agar masyarakat kembali percaya untuk melakukan ZIS kepada lembaga yang diakui oleh Undang-Undang yaitu dengan 3 aman yaitu aman secara syar’I, aman secara regulasi dan aman NKRI.
“Jika seluruh lembaga ZIS yang ada di Purbalingga bersatu maka bisa ikut berkontribusi mengentaskan kemiskinan di Kabupaten yang kita cintai ini,” katanya.
Senada, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam sambutannya mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut bersama-sama memikirkan dan memberikan sumbangsih bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan Kabupaten Purbalingga.
Anggaran yang tersedia tidak mungkin akan cukup untuk melakukan penanganan seluruh sektor yang ada di Purbalingga sehingga memerlukan sinergitas lintas stakeholder agar kesejahteraan dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terus meningkat.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat baik individu maupun organisasi untuk ikut mensejahterakan dan meningkatkan IPM di Kabupaten Purbalingga,” ujarnya.
Ketua panitia zakat expo 2022, Andi Pranowo menjelaskan kegiatan tersebut mentasharufkan sebesar Rp 558,5 juta yang diberikan kepada 76 mustahik.
Dengan rincian, BAZNAS Purbalingga Rp 110 juta, UPZ Kankemenag 133,5 juta, Lazismu Rp 140 juta, Lazis-NU Rp 125 juta dan Lazis Al-Insan Rp 50 juta.
“Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali rasa ingin berzakat di tengah umat dan menumbuhkan soliditas di antara penyelenggara ZIS,” ujarnya.
Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News
