Satu upaya menghadapi tantangan pengembangan koperasi, beberapa strategi yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM).
Melalui koperasi berbasis “inclusive closed loop”, fokus koperasi di sektor riil, pembiayaan, amalgamasi yaitu merger sesama koperasi dan merger dengan unit usaha koperasi, serta upaya digitalisasi.
“Digitalisasi koperasi sangat penting yang menjadi peluang bagi koperasi. Karena saat ini pasar digital di Indonesia mencapai 44 miliar dolar AS dan pada 2025 diprediksi mencapai 125 miliar dolar AS,” kata Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM, Ahmad Zabadi
“Jika seluruh koperasi ini onboarding digital atau masuk ke ekosistem digital, dengan anggota yang lebih dari 28 juta, tentu akan menjadi nilai yang luar biasa,” imbuh Zabadi.
Terkait koperasi wanita, Zabadi menilai hal itu merupakan potensi yang cukup besar sekaligus melaksanakan pemberdayaan perempuan.
Nantinya koperasi tersebut dapat menjadi wadah bagi perempuan dalam hal pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Juga, menciptakan peluang bagi perempuan untuk membantu diri sendiri dan tidak banyak terhambat ideologi patriarki yang mengutamakan pria, karena dalam koperasi, semua anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama,” kata Zabadi.
Zabadi pun menekankan koperasi berperan strategis dalam memberdayakan perempuan.
Dengan koperasi, perempuan dapat membuktikan kompetensi dan kelebihannya, sebagaimana ditunjukkan keberhasilan beberapa koperasi dan UMKM yang dikelola perempuan, tanpa harus mengorbankan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News