TABLOIDELEMEN.com – Satu hal yang tidak pernah luput dari sejarah peringatan tahun baru yakni kembang api.
Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York pernah menulis “The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays”.
Ia menyebut ada beberapa makna kembang api yang dapat dikaitkan dengan tahun baru.
Pertama, kembang api merupakan tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan p sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Tahun baru selalu identik dengan musim dingin dan api dianggap sebagai media yang memanaskan tubuh.
“Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya,” tulisnya di LiveScience.
Kedua, kembang api dipercayai sebagai simbol pengusir roh jahat.
Roh jahat sendiri disebut-sebut takut dan akan lari bila melihat kembang api serta tabuhan dan ketukan manusia terhadap suatu barang seperti kursi atau tembok.
Tradisi ini pertama kali ditemukan oleh bangsa China pada kisaran abad ke-7 kalender Masehi.
Nah, mengenai alasan banyaknya manusia yang membuat resolusi di malam pergantian tahun
Aveni memaparkan seluruh umat manusia berjanji untuk melakukan yang lebih baik di tahun depan dengan resolusi tahun baru ternyata sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno.
Pada zaman itu mereka menyatakan di depan kaisar pada bulan Maret (waktu tahun baru dahulu), ketika tahun baru mereka dimulai.
Seiring berkembangnya paham keagamaan, munculah tradisi mengadakan kebaktian pada 31 Desember.
Kebaktian tersebut menawarkan kesempatan kepada orang-orang untuk melihat kembali tahun yang telah berlalu dan mereka untuk berkomitmen kepada Tuhan.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News