Sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ
Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Salah satu ajaran mulia dalam Islam adalah larangan untuk meremehkan dan mengolok-olok orang lain.
Tidak ada satu alasan pun yang bisa kita gunakan untuk meremehkan orang lain, baik alasan suku, ras, budaya, bangsa, kultur, agama dan lainnya, khususnya di Indonesia yang notabenenya terdiri dari macam-macam suku, agama dan budaya.
Saling menghormati dan memuliakan orang lain merupakan salah satu pilar penting dalam Islam.
Tujuannya adalah agar kerukunan antar sesama terus terjalin. Karenanya, kita semua tidak diperbolehkan untuk saling meremehkan dan merendahkan orang lain dalam keadaan apa pun
Sebab bisa jadi mereka yang kita remehkan lebih baik dan lebih mulia di sisi Allah. Hal ini sebagaimana terekam dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS Al-Hujurat [49]: 11).
Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini merupakan etika setiap orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dan etika setiap mukmin dengan semua manusia secara umum.
Kita juga tidak boleh meremehkan pemeluk agama lain bukan berarti karena mereka lebih mulia dari umat Islam, tentu tidak demikian.
Barometer kemuliaan setiap orang hanyalah ketakwaan. Hanya saja, bisa jadi nasib akhir hayat mereka yang lebih mulia dari kita karena masuk Islam.
Salah satu contohnya adalah sahabat nabi yang dikenal sangat pemberani, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab.
Ia merupakan salah satu sahabat yang memiliki masa lalu yang kelam, bahkan sebelum masuk Islam, ia adalah orang yang sangat berambisi untuk membunuh nabi.
Namun takdir Allah berkata lain, justru setelah Umar memeluk Islam, ia menjadi sahabat yang sangat dekat dengan nabi dan menjadi kebanggaan umat Islam.
Inilah salah satu alasan kenapa kita semua tidak diperkenankan meremehkan pemeluk agama lain.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan lima tips bagi kita semua agar tidak meremehkan orang lain dalam keadaan seperti apa pun, baik pada yang lebih tua, muda, beda suku dan budaya, beda nasab, bahkan pada non-muslim sekali pun.
Cara pertama, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda, maka katakanlah dalam hati bahwa kemaksiatan dan dosa yang ia lakukan lebih sedikit dari maksiat dan dosa yang pernah kita perbuat

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News