Kemampuan literasi dapat meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat.
Pemahaman yang paling umum dari literasi adalah seperangkat keterampilan nyata khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis.
Satu manfaat membangun budaya literasi, baik dengan aktivitas membaca dan juga menulis adalah menyerap informasi dari berbagai materi dan sumber bacaan, juga menuangkan gagasan dalam lembar demi lembar tulisan dengan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Budaya literasi ini berkaitan dengan kemampuan atau skill tentang membaca dan menulis,” tutur Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarspus) Kabupaten Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti MM.
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis.
Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas.
Kemampuan literasi dalam hal ini dapat diartikan juga sebagai proses membaca. Membaca yadalah membaca dalam konteks yang sangat luas.
Bagi masyarakat muslim, pentingnya membaca ditekankan dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu perintah membaca (iqra’).
“Membaca untuk memahami, membaca untuk menganalisis lingkungan dan masalah sekitar untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk memecahkan sebuah persoalan kehidupan,” katanya.
Peradaban kita saat ini, ungkap Jiah Palupi, boleh dikatakan sebagai peradaban tulisan atau peradaban teks.
Terbukti dari banjir informasi yang kita terima setiap hari dari berbagai media baik cetak maupun elektronik, sebagian besar berbentuk teks atau tulisan.
Singkat kata, tulisan telah mengisi seluruh ruang kehidupan manusia modern di era globalisasi seperti saat ini.
Dalam dunia pendidikan khususnya, tulisan mutlak diperlukan. Buku-buku pelajaran maupun buku bacaan yang lainnya merupakan sarana untuk belajar para peserta didik di lembaga-lembaga sekolah mulai tingkat dasar sampi perguruan tinggi.
Tanpa tulisan dan membaca, proses transformasi ilmu pengetahuan tidak akan bisa berjalan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tulisan, budaya membaca, serta menulis di kalangan masyarakat.
“Oleh karenanya, kita harus terus berupaya mendorong serta membimbing para generasi muda termasuk pelajar dan mahasiswa untuk membudayakan kegiatan literasi,”ungkapnya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News