Lumpia
Lumpia adalah salah satu kuliner yang paling populer dan menjadi ciri khas dari kota Semarang.
Sampai-sampai ada yang memberi julukan Kota Semarang sebagai Kota Lumpia.
Makanan khas Semarang lumpia ini memang sudah sangat terkenal menjadi makanan Semarang yang wajib untuk dicoba ketika berkunjung ke Semarang, sama halnya seperti bakpia Jogja ketika Anda berkunjung ke Jogja.
Sejarah lumpia sendiri berawal dari kreasi seseorang yang berasal dari Tionghoa yakni Tjoa Thay Yoe yang menetap di Semarang dan membuat lumpia dengan cita rasa lokal.
Resep lumpia Semarang juga sedikit berbeda dengan makanan asli Tiongkok yaitu Lun Pia karena menggunakan rebung sebagai isian.
Selain diisi dengan rebung, kadang juga diisi dengan daging ayam atau udang.
Sehingga lumpia tersebut akan sangat nikmat jika disantap bersama kuah sambal. Ada banyak sekali tempat yang bisa Anda kunjungi untuk menikmati lumpia.
Tapi yang paling terkenal adalah Lumpia Pandanaran dan juga Lumpia Gang Lombok. Untuk satu porsi lumpia dapat Anda nikmati dengan harga mulai dari Rp7.000,00 hingga Rp17.000,00 per potongnya.
Lapis Legit
Semarang yang dulunya menjadi pusat pemerintahan Belanda sudah lumayan banyak meresap kebudayaan Eropa dan hal ini dapat kita lihat dari Kue Lapis Legitnya.
Lapis Legit atau yang juga disebut Spekuk ini terinspirasi dari kue lapis Eropa dengan tambahan berbagai macam rempah dan juga aromatik sehingga terasa manis.
Resep lapis legit tak jauh beda dengan kue lapis lain. Hanya saja, di dalam adonan akan diberi tambahan kapulaga dan rempah lainnya.
Adonan yang sudah jadi, lalu akan dimasukkan ke dalam loyang secara bertahap. Sehingga nantinya lapis tersebut akan mempunyai minimal 18 lapisan dan bertumpuk dengan rapi.
Rasa manis dan juga romatik rempah lapis legit tersebut dapat Anda nikmati di toko kue Lapis Legit Anggrek Jl. Majapahit Semarang.
Harga untuk satu kotak kue lapis legit tersebut cukup bervariasi. Mulai dari Rp25.000,00 hingga Rp50.000,00 tergantung rasa dan ukuran kotak.
Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News
