Cara-cara Bertobat Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam kitab Tajul Arus menjelaskan tentang dua cara bertobat yang bisa ditempuh seorang hamba, yaitu:
Al-Muhasabah (intropeksi)
Maksudnya, orang yang ingin betobat harus tidak lepas dari introspeksi. Caranya, selalu berpikir sepanjang umurnya,
jika waktu pagi datang, maka berpikirlah perihal apa yang akan dilakukan olehnya pada malam hari.
Jika menemukan pekerjaan taat, maka bersyukurlah pada Allah, dan jika menemukan pekerjaan maksiat, maka istighfarlah kepada-Nya dan segera bertobat.
Tidak cukup dengan itu, ia harus mencela dirinya atas maksiat yang diperbuat. Karena, tidak ada cara paling ampuh dalam bertobat selain mencela diri sendiri ketika melakukan kesalahan.
Jika tips ini dilakukan, maka Allah akan memberikan kemuliaan, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Ibnu ‘Athaillah, yaitu: فان فعلت ذلك أبدلك الله بالحزن فرحا، وبالذل عزا، وبالظلمة نورا، وبالحجاب كشفا
Artinya, “Jika tips di atas dilakukan, maka Allah akan menggantikan kesedihan dengan bahagia, hina dengan mulia, gelap dengan cahaya, dan kondisi terhalang (dari Allah) dengan terbuka (mengenal Allah)” (Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari, Farhatun Nufus bi Syarhi Tajul Arus, [Beirut: Dar al-Kutub 2015], h. 17).
Tidak cukup dengan itu, seorang hamba harus merasa bahwa dirinya selalu ada dalam pengawasan Allah ﷻ.
Dengannya, tidak akan melakukan pekerjaan yang berujung dosa, bahkan tidak melakukan pekerjaan dengan tujuan selain Allah ﷻ.
Dosa dalam diri manusia menjadi penyebab kegelapan hati yang selalu membekas. Maksiat bagaikan api, sedangkan dosa sebagai asapnya.
Jika asap api mengenai rumah, seindah apa pun rumahnya akan menjadi tidak elok dipandang dan tidak nyaman ditempati. Begitupun dengan manusia, sebersih apa pun dia dari kesalahan.
Jika maksiat sudah diperbuat olehnya, dan dosa menjadi konsekuensinya, maka Allah tidak akan senang dengannya, sehingga ia akan semakin jauh dari Allah. Oleh karenanya, tidak ada cara lain selain membersihkan dosa dalam diri manusia kecuali dengan cara bertobat.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News