4.Gunungan Sedekah Hasil Bumi
Gunungan selalu menjadi bagian yang paling ditunggu masyarakat saat menyaksikan Festival Gunung Slamet.
Karena, sebagian masyarakat percaya semua bagian yang terdapat pada gunungan akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.
Sehingga tidak mengherankan jika masyarakat selalu berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan tersebut.
Bahkan tidak jarang mereka terjatuh untuk memperoleh sayuran yang ada dalam gunungan.
Sayuran dan palawija serta buah-buahan yang menjadi bahan dalam gunungan melambangkan bahwa sejatinya kita adalah masyarakat agraris.
Gunungan sedekah hasil bumi berupa sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti kol, selada, tomat, cabai, hingga buah stroberi.
Tradisi gunungan merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas rezeki dan harapan agar hasil panen di masa depan juga melimpah.
Selain itu, gunungan juga menjadi simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat, serta wujud pelestarian budaya.
“Dari hasil bumi, kami hidup. Jadi, selain syukur, tradisi ini menjadi penyambung harmoni antara alam dan manusia,” kata Samsuri.
5.Pentas Wayang Ruwat Desa
Pertunjukan wayang dalam ruwat desa juga bertujuan menjaga kelestarian budaya.
Wayang kulit dianggap sebagai media untuk menyampaikan ajaran agama, nilai-nilai luhur, dan nasihat-nasihat penting bagi masyarakat.
Melalui lakon-lakon wayang, harapannya masyarakat dan pengunjung Festival Gunung Slamet dapat belajar tentang kehidupan, kebaikan, dan keburukan
Ruwat desa bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga sebuah upacara sakral yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat, khususnya memohon keselamatan serta keberkahan bagi desa.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News