TABLOIDELEMEN.com – India telah menghentikan ekspor beras.
Padahal, India merupakan salah satu negara sumber impor beras terbesar bagi Indonesia.
Lalu, bagaimana nasib Indonesia? Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso mengatakan, Indonesia masih bisa mengimpor sebanyak 1 juta ton tahun ini.
“Meski sudah setop, tapi kan kita sudah ada MoU-nya. Kalau sudah kesepakatan ya enggak ada masalah,” kata Budi
“India termasuk negara yang paling banyak menerima ekspor minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dari RI. Sehingga kedua negara tetap berkomitmen melakukan keseimbangan perdagangan atau trade balance,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Indonesia akan tetap mendapatkan jatah impor dari negara tersebut
Komitmen Perdagangan untuk mengamankan stok beras dalam negeri menjelang puncak cuaca ekstrem El Nino.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog sedang merumuskan neraca pangan, termasuk beras.
Keduanya tengah menghitung persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) dan jumlah kebutuhan di dalam negeri.
Terlebih, pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan sosial atau bansos beras mulai dari Oktober hingga Desember 2023 sebanyak Rp 8 triliun.
“Karena itu, pemerintah memutuskan untuk tetap mengimpor beras sebagai bantalan sosial dan antisipasi dari penurunan hasil produksi di dalam negeri,” katanya.
Di sisi lain, Kepala Bapanas berencana Indonesia tak akan mengimpor beras dari India.
Tetapi, pemerintah India menawarkan trade balancing atau menyeimbangkan perdagangannya dengan Indonesia.
Menurutnya, India berharap Indonesia lebih banyak mengimpor komoditas dari negaranya.
Tujuannya, agar mendapat ekspor CPO dengan jumlah yang jauh lebih besar.
Tetapi pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengutamakan penyerapan hasil panen petani lokal.
Bapanas pun mengaku telah memastikan bahwa Indonesia memiliki stok beras yang cukup.
Berdasarkan catatan Bapanas, carry over beras di Indonesia pada 2022 sampai 2023 ada sekitar 4 juta ton.
Kemudian, merujuk pada amatan Kerangka Sampel Area (KSA), hasil produksi di Indonesia pada Mei 2023 lebih dari 2,8 juta ton.
“Kami mengaku optimistis pasokan beras di Tanah Air akan aman meski tak mengimpor dari India,” katanya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News