TABLOIDELEMEN.com – Penggunaan kalender sistem Islam Alif Rebo Wage (Aboge) mengakibatkan jamaahnya di Desa Onje, Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga mengalami perbedaan melaksanakan awal puasa Ramadan.
Sesepuh Jamaah Islam Aboge di Desa Onje, Kyai Maksudi menjelaskan, kalender Aboge merupakan model penanggalan hasil akulturasi penanggalan Islam atau kalender Hijriah dan kalender Jawa.
Aboge merupakan singkatan dari Alip Rebo Wage.
Yang berarti tanggal 1 Muharram tahun Alip akan jatuh pada hari Rebo atau Rabu pasaran Wage.
Aboge merupakan jenis perhitungan kalender dalam satu windu atau delapan tahun.
Satu windu dalam kalender Aboge terdiri dari tahun Alip, He, Jim Awal, Je, Dal Be, Wawu dan Jim Akhir.
Satu tahun kalender Aboge berjumlah 12 bulan, dengan satu bulan terdiri atas 29-30 hari.
“Kalender ini menggunakan hari pasaran yang terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Manis atau Legi dan Pahing,” katanya.
“Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriyah kami sudah mengetahui. Yakni pada hari Jumat Wage 12 April 2024,” katanya.
Sebagai informasi, Jamaah Islam Aboge di Desa Onje, Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, akan memulai puasa bulan Ramadan pada Rabu, 13 Maret 2024 mendatang
Awal puasa Ramadan ini berbeda dengan warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta Pemerintah.
Padahal, warga Muhammadiyah telah berpuasa Ramadan pada Senin, 11 Maret 2024.
Sedangkan, Pemerintah dan NU pada tanggal Selasa 12 Maret 2024.
Tak hanya tanggal 1 Ramadan, penentuan hari raya Idul Fitri 2024 juga sudah mengetahui sejak jauh hari.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News