Hari Santri di Kota Semarang, Gus Yasin: Ideologi Pancasila Sudah Final

Gus Yasin Ideologi Pancasila Sudah Final
Gus Yasin Ideologi Pancasila Sudah Final

TABLOIDELEMEN.com  Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menjadi Inspektur Upacara Hari Santri di Alun-alun Kota Semarang, Sabtu 22 Oktober 2022.

Dalam upacara Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin Maimoen menegaskan ideologi Pancasila sudah final.

“Ideologi Pancasila sudah menjadi kesepakatan para founding fathers, yang di dalamnya ada para kyai,” kata Gus Yasin yang juga Panglima Santri Gayeng Nusantara (SGN).

Bacaan Lainnya

Ia menuturkan, bagi umat muslim, kesepakatan adalah janji yang harus ditepati. Karena para kyai sudah sepakat dengan ideologi Pancasila, maka santri pun harus taat. Tidak ada alasan untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain

“Karena terbukti mampu mempersatukan perbedaan dan setiap warga negara bisa menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman,” katanya.

Ia menjelaskan, pemilihan lokasi upacara, menurutnya, bukan tanpa alasan. Alun-alun merupakan tempat berkumpul dan simbol eratnya hubungan harmonis masyarakat.

“Kita melihat bahwa santri yang ada di belakang saya, identik dengan masjidnya yang kokoh itu, selalu berdampingan dengan alun-alun, yang mana alun-alun ini sarana untuk mempererat kemanusian, kemasyarakatan,” tutur  Gus Yasin

Alun-alun Kota Semarang

Gus Yasin menambahkan, keberadaan masjid yang dekat dengan alun-alun, strategis menjadi sarana syiar Islam.

Dan, di sisi lain, aktivitas santri di masjid, dapat berkontribusi pula pada kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan yang diselenggarakan di alun-alun.

Dalam tata letaknya, alun-alun Kota Semarang juga berdampingan dengan Pasar Johar, yang pada tahun 1933 dikenal sebagai pasar tradisional termegah di Asia Tenggara dan memiliki komoditi lengkap.

Mengambil peran di bidang ekonomi, santri bisa ikut menghidupkan perekonomian pedagang di pasar tersebut.

“Di samping itu, para santri juga ikut andil dalam mensejahterakan Indonesia, mensejahterakan masyarakat, dengan dekat dengan roda perekonomian yang ada di sekitar sini, yaitu Pasar Johar,” tuturnya.

Kampung Kauman

Lebih jauh, Gus Yasin juga menjelaskan Kampung Kauman yang masih berada satu lingkup dengan Alun-alun Kota Semarang.

Menurutnya, Etnis Arab, Tionghoa, dan Jawa tinggal di tempat tersebut dengan harmonis. Maka dari itu, Gus Yasin berpandangan, lingkungan di Alun-alun Kota Semarang bisa menjadi representasi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.

“Membangun Kerukunan inilah yang saat ini masih menjadi tantangan bangsa. Ada Arabnya, ada Tionghoanya, ada suku Jawanya yang mereka berbeda, tetapi bersama. Mereka berbeda, tapi tetap Indonesia,” kata Gus Yasin.

Usai menjadi inspektur upacara, Gus Yasin berjalan menuju serambi Masjid Agung Kauman Semarang untuk menghadiri Sarasehan bersama santri dan pelajar Kota Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *