Para Wali Songo kemudian mengembangkan seni ini dalam dakwahnya. Tiap diadakan perayaan Maulid Nabi, kesenian ini turut pula diperdengarkan di serambi Masjid Demak.
Lama-kelamaan, kesenian ini dipakai pula untuk mengiringi acara-acara lainnya, seperti pernikahan, khitanan, haul, majelis taklim, bahkan menjadi sebuah kegiatan ekstrakurikuler baik di sekolah ataupun di pesantren.
Jenis-Jenis Hadrah
Beberapa jenis Hadroh yang populer di Indonesia berdasarkan ketukan pada rebana sebagai berikut:
Hadroh al-Banjari
Jenis pukulan Hadroh ini sangat pelan dalam ketukan. Hal ini terdengar pada ketukan pembukaan dalam suatu lagu atau syair yang dilantunkan.
Hadroh Pekalongan/Dema’an
Pada jenis ini, ketukan terdengar lebih cepat jika dibandingkan dengan ketukan Hadroh al-Banjari, akan tetapi ketukan ini tidak secepat Hadroh Habsyi. Inilah jenis yang sering digunakan dalam perlombaan di kalangan grup Hadroh di Indonesia.
Hadroh Habsyi
Pukulan yang terdapat dalam Hadroh Habsyi ini terdengar cepat, dikarenakan adanya ritme di dalam lagu-lagu yang diiringinya berirama cepat. Jenis ini umum digunakan di dalam majelis-majelis Maulid Nabi.
Saban sore hingga petang, Arin masih mengajari anak-anak kompleks ngaji di TPQ dan Madrasah Diniyah Arina Manasikana yang berada di sebelah rumahnya.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News