Investasi diarahkan ke Gombong
Geliat ekonomi di sana tak lagi seramai dulu. Untuk itu, pihaknya punya keinginan besar agar penanaman investasi di Kebumen diarahkan ke Gombong. Agar wilayah ini perekonomiannya semakin hidup dan tumbuh besar.
“Dulu itu Gombong benar-benar ramai, terminalnya itu penuh, selalu dilewati bus antar kota antar provinsi. Tapi sekarang lihat terminalnya sudah “semaput”. Mangkrak, tak berpenghuni. Di stasiun Gombong dulu juga kereta-kereta eksekutif dan bisnis berhenti sekarang sudah nggak. Pasar juga tidak lagi ramai,” kata Bupati Arif.
Nah, kejayaan Gombong inilah yang harus dikembalikan. Mengingat, Gombong ini sangat potensial sekali untuk dijadikan sebuah kawasan industri.
Gombong merupakan central ekonomi Kebumen di sisi barat yang menghubungkan wilayah kabupaten lain, yakni Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pubalingga, sampai Purwokerto.
“Gombong central ekonominya Kebumen, gerbang pintunya itu ada di sana. Baik itu dari Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas itu kan harus melewati Gombong. Ke Jakarta saja sekarang enaknya lewat Gombong, dari Sempor ke utara. Jadi ini benar-benar central,” papar Bupati.
Usaha lain yang akan dilakukan pemerintah adalah, menjadikan pasar Gombong yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak ketiga, ke depan akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes Bersama (Bumdesma). Baik untuk pengelolaan parkir, penyewaan kios, atau retribusi lainnya.
“Sejak tahun 1988 pasar Gombong sudah dikelola pihak ketiga. Jadi sudah 30 tahun lebih. Nanti 2023 ini habis, dan akan kita perbaiki lalu kita tawarkan ke Bumdes atau Bumdesma untuk dikelola. Pemerintah cukup jadi legulator saja, bukan operator,” tandas Bupati.
Bupati berharap dengan kembali dibangunnya Gombong sebagai pusat perekonomian Kebumen di sisi barat, bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
“Goolnya adalah Kebumen tak lagi disebut sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah,” tuturnya

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News