Faktor Pendukung Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Pembiasaan di Sekolah

Arin Hidayat, S.H.I- Penyuluh Agama Islam KUA Purbalingga
Arin Hidayat, S.H.I- Penyuluh Agama Islam KUA Purbalingga

Pembentukan karakter Mulia sangat dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting bagi manusia.

Salah satu budaya yang dapat dilakukan di sekolah untuk menumbuhkan karakter siswa yaitu melakukan tadarus dan salat dhuhur berjamaah.

Sebelum memulai pelajaran siswa dianjurkan untuk melaksanakan tadarus terlebih dahulu dan pada waktu dhuhur dianjurkan untuk melaksanakan salat dhuhur secara berjamaah.

Bacaan Lainnya

Pembiasaan tadarus dan salat dhuhur berjamaah  ini mampu meningkatkan nilai karakter agama dalam diri siswa.

Dengan pembiasaan ini diharapkan siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan karakter mulia ini lah manusia menjadi makluk yang paling berharga dibandingkan dengan makluk lainnya.

Karena Allah melengkapi fitrah manusia dengan potensi-potensi .Seperti potensi iman,ilmu,kecerdasan

Selain itu manusia dibekali nafsu yang seringkali menjerumuskan manusia pada keburukkan.

Adapun sarana terbaik untuk menghantarkan manusia memiliki karakter mulia adalah melalui pendidikan.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.

Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.

Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Dalam undang undang tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk karakter siswa dan menjadikan manusia yang sempurna

Akan tetapi kemerosotan budi pekerti telah menjadi pandangan umum zaman sekarang  seperti tawuran antar pelajar

Tidak adanya sopan santun terhadap orang tua dan guru

Mencontek,merokok dan tindakan tidak terpuji lainnya.sehingga perlu adanya usaha usaha dalam pembentukan karakter yang baik bagi siswa.

Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).

Kegiatan Pembiasaan di Sekolah

Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan..

Pembentukan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode  yang sesuai diantaranya

Metode keteladanan

Sebagaimana dalam QS Al ahzab ayat 21 yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Sangat jelas dari ayat tersebut dapat di fahami bahwa, Rasulullah adalah Manusia paling sempurna dan pilihan Allah.

Beliau adalah  cahaya yang memancarkan kasih sayangnya. Beliau yang membawa zaman kegelapan, zaman kebodohan dan kerusakan, menuju zaman terang benderang dengan agama Islamnya.

Rasulullah adalah sosok yang sangat penuh kelemahlembutan.

Kepada siapa saja beliau mau mengulurkan tangan.

Kepada orang muslim dan mukmin beliau sangatlah lemah lembut tetapi tegas dalam mengambil keputusan.

Maka sangatlah tepat manakala siswa selalu meneladani semua yang ada pada diri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Juga ada pepatah yang mengatakan satu teladan lebih baik dari seribu nasihat.

Metode pembiasaan

Kegiatan Pembiasaan di Sekolah merupakan Pembentukkan karakter peserta didik yang dapat dilakukan dengan melakukan membiasakan perilaku positif  dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Anis Ibnatul M dkk(2003:1) Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu tersebut dapat menjadi kebiasaan.

Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi. Pembentukan  karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas.

Kegiatan pembiasaan bertujuan  siswa bisa  menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menguraikan nilai-nilai pendidikan karakter yang wajib diberikan kepada peserta didik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam masa pembelajaran tatap muka terbatas ini yaitu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Misalnya cara yang dapat dilakukan guru yaitu dengan mengintegrasikan nilai pendidikan karakter dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Nilai-nilai pendidikan karakter di integrasikan dalam pembelajaran melalui RPP.

Cara ini dapat meningkatkan nilai karakter dalam diri peserta didik.

Penulis : Arin Hidayat, S.H.I- Penyuluh Agama Islam KUA Purbalingga

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *