TABLOIDELEMEN.com – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meminta 35 desa yang dipimpin Kepala Desa (Kades) perempuan untuk bisa dimasukan ke dalam pilot project Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPPA),
“Saya minta Kades perempuan untuk mendukung. Jadi karena perempuan, pasti punya kepedulian yang lebih besar dengan permasalahan gender,” kata Bupati mengawali acara sosialisasi DRPPA di Pendopo Dipokusumo, Kamis 20 Oktober 2022.
Menurut Bupati, DRPPA suatu model dimana penyelenggaraan pemerintah desanya berperspektif gender, termasuk pemenuhan hak-hak anak. Biasanya di dalamnya sudah ada forum anak dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan.
“Desapun ketika membangun infrastruktur inipun dibuat harus mendasari pemenuhan kebutuhan anak, misalnya membangun Puskesmas Pembantu (Pustu) nah bagaimana Pustu ini harus ramah perempuan dan anak,” katanya.
DRPP juga solusi dan action nyata pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan perempuan dan anak. Harapannya dengan DRPPA masyarakat lebih teredukasi, misalnya sadar akan sanksi pidana pelecehan.
“Sebab selama ini masyarakat nggak ngerti ketika melakukan pelecehan terhadap perempuan dan anak ada sanksi pidana di sana. Kalau mereka paham otomatis akan takut melakukan hal tersebut,” katanya.
Termasuk dalam hal pernikahan dini, desa juga harus ada edukasi untuk meminimalisir. Sebab hal tersebut dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.
Melalui kegiatan ini, menurut Bupati perlu dilakukan deklarasi dari para Kades untuk wujudkan desa ramah perempuan dan anak.
Nanti dilanjutkan MoU antara Pemkab Purbalingga dengan Kemenag dan Pengadilan Agama serta didampingi Kepolisian untuk mendukung meminimalisir pernikahan dini, kekerasan perempuan dan anak.
Bupati Tiwi mengungkapkan Kabupaten Purbalingga dan Kota Semarang menjadi daerah yang ditunjuk pemerintah pusat menjadi pilot project yang menerapkan DRPPA.
“Kepercayaan yang luar biasa ini harus diamankan dan disukseskan,” imbuhnya.
Sebelumnya DRPPA juga sudah diterapkan di Desa Sempor Lor (Kaligondang) dan Pandansari (Kejobong). Bupati berharap upaya tersebut bisa direplikasi dan diimplementasikan ke desa-desa yang lain.

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News