(Lihat M Jamaluddin Al-Qasimi, Mahasinut Ta’wil, [tanpa keterangan kota dan nama penerbit: 1957 M/1376 H], juz I, halaman 513). Sedangkan kata ‘kaffah’ berarti seluruhnya tanpa kecuali.
Kedudukan nahwu (tata bahasa Arab) kata ‘kaffah’ pada kalimat ini adalah hal. Oleh karenanya, ia dibaca manshub yang ditandai fathah di akhir kata. Setiap hal mengandung shahibul hal.
Dengan kata lain, kata kaffah ini merupakan hal dari kata apa? Ulama berbeda pendapat perihal ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa shahibul hal kata ‘kaffah’ adalah ‘fis silmi’.
Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa shahibul hal kata ‘kaffah’ adalah ‘udkhulu’ sebagaimana pendapat Ar-Razi yang dikutip oleh M Jamaluddin Al-Qasimi dalam tafsirnya di atas. Apa pentingnya mencari shahibul hal dari kata ‘kaffah’? Konsekuensi atas pilihan shahibul hal yang berbeda juga berimbas pada perbedaan terjemahan atas ayat tersebut.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News