Begini Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia dan Partai Politik Pesertanya

Presiden Sukarno memasukkan surat suara dalam pemilihan anggota Konstituante tanggal 15 Desember 1955 di TPS Kementerian Penerangan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta. Foto: anri.go.id
Presiden Sukarno memasukkan surat suara dalam pemilihan anggota Konstituante tanggal 15 Desember 1955 di TPS Kementerian Penerangan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta. Foto: anri.go.id

3.Pemilu 1977

Pemilu ketiga berlangsung pada 2 Mei 1977. Pemungutan suara dilaksanakan serentak.

Pada pemilu 1971 diikuti dua partai yang merupakan hasil fusi atau peleburan partai politik dan satu ormas, yaitu:

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari NU, Parmusi, Perti, dan PSII.

Bacaan Lainnya
Montage dibuat

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari PNI, Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI, dan Partai Murba.

Golongan Karya (Golkar)

Dalam pemilu ini Golkar menjadi pemenang dengan jumlah suara mayoritas disusul PPP dan PDI.

Setelah Pemilu ini, Sidang Umum MPR yang melantik kembali Soeharto menjadi Presiden.

Adam Malik Batubara menjadi Wakil Presiden.

4.Pemilu 1982, 1989, 1992, dan 1997

Sebanyak 3 partai politik mengikuti Pemilihan umum dilakukan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

Sementara Sidang Umum MPR menetapkan Presiden dan Wakil Presiden sesuai hasil Pemilu.

Peserta pemilu 1982, 1989, 1992, dan 1997 sama yaitu Golkar, PPP dan PDI.

Dalam 4 pemilu itu Golkar selalu memenangkan suara terbanyak.

Dalam Sidang Umum MPR, Soeharto juga terus kembali terpilih menjadi Presiden dan membuatnya terus menjabat selama 32 tahun.

Yang berganti hanya posisi wakil presiden mulai dari Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, Try Sutrisno, hingga terakhir Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie.

Pos terkait

Montage dibuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *