TABLOIDELEMEN.com – Ir Soekarno (Bung Karno) yakin ketika menentukan weton Jumat Legi sebagai tonggak sejarah Bangsa Indonesia.
Bung Karno memilih tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Hari Proklamasi kemerdekaan adalah berdasarkan keyakinannya atas weton hari tersebut.
Mengutip laman setneg.go.id, menurut keyakinan Bung Karno, tangal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan Jumat Legi, dimana hari tersebut mengindikasikan waktu yang suci.
“Saya adalah orang yang percaya pada mistik. Saya tidak bisa menerangkan dengan peritmbangan akal megapa angka 17 lebih memberikan harapan padaku, akan tetapi saya merasakan dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik,” jelas Ir Soekarno.
“Tanggal 17 besok Hari Jumat. Hari Jumat itu Jumat legi. Jumat yang berbahagia, Jumat Suci,” lanjutnya.
Sukarni, seorang pemimpin pemuda yang cukup vokal kala itu bertanya kepada Bung Karno. “Mengapa tanggal 17 Agustus? Mengapa tidak sekarang atau tanggal 16 Agustus?”.
Bung Karno tetap bersikeras 17 Agustus akan menjadi hari kemerdekaan RI, meski para pemuda mendatangi rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi) untuk mendesak kemerdekaan segera diproklamirkan.
Memilih Weton Jumat Legi
Bung Karno sempat ia diculik ke Rengasdenglok, Bung Karno tetap menolak desakan para pemuda agar saat itu juga kemerdekaan diproklamasikan.
“Saya lebih memilih tanggal 17 Agustus. Saya tegaskan lagi, angka 17 adalah suci. Orang Islam sembahyang 17 rakaat sehari, Jumat hari suci,” kata Bung Karno.
Bung Karno menambahkan, 17 juga menjadi angka keramat dan angka suci. Selain itu, 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadan.
“Waktu kami semua sedang berpuasa. Hari Jumat ini Jumat Legi. Jumat yang berbahagia dan suci. Dan, hari Jumat tanggal 17. Alquran diturunkan tanggal 17. Orang Islam sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, mengapa tidak 10 atau 20 saja? Karena itu, kesucian angka 17 bukan buatan manusia,” ujar Presiden pertama Indonesia ini.
Menurut Soekarno, saat mendengar berita penyerahan Jepang, ia menyadari takdir Tuhan bahwa peristiwa Proklamasi akan jatuh pada hari keramat-Nya.
Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdengklok pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari.
Akhirnya Bung Karno membacakan proklamasi di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pada pukul 10 pagi.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News