Ia mengatakan, terdapat kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Misalnya, IPM di DKI mencapai 81,11. Sementara IPM di Provinsi Papua ‘hanya’ 60,62.
Ketimpangan tersebut juga terlihat dari rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi yang pada tahun 2021 tercatat sebesar 31,18 persen.
“Jumlah mahasiswa di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Namun, daya tampung perguruan tinggi negeri cenderung stagnan,” tuturnya.
Bamsoet pun mencontohkan kondisi pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022.
Dari 800.852 pendaftar SBMPTN, katanya, hanya 192.810 peserta yang diterima, atau sekitar 24,07 persen.
“Karena itu, kehadiran perguruan tinggi swasta harus menjadi solusi mengatasi ketimpangan dan keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi. Tidak hanya dari aspek kuantitas, tetapi juga kualitas,” kata Bamsoet.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News