Awas! Anak Kecanduan Game Online

Pratiwi Yogi Wati
Pratiwi Yogi Wati

Kemudahan informasi

Hal yang sama diungkapkan  Guru Bimbingan Konseling di  SMP Negeri 2 Purbalingga, Heru Prayitno. Dikatakan, kemajuan teknologi ini wajib disikapi oleh siswa, orangtua dan guru. Teknologi ini dapat memberikan kemudahan informasi serta penyampaian materi. Agar nantinya, kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak menjadi kendala saat PJJ.

“Orang tua harus mau dan mampu menjadi benteng bagi anaknya. Intinya, ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar anak dirumah. Dulu siswa memang tidak wajib memiliki ponsel, tapi sekarang karena pandemi Covid-19 dan belajar dirumah, siswa memilikinya. Gunakan ponsel sewajarnya saja. Tujuannya untuk mengerjakan tugas selama PJJ,” kata Heru

Ia menambahkan, ada anggapan demi mendukung  proses pembelajaran di rumah dinilai memiliki lebih banyak pengeluaran untuk pulsa maupun kuota internet.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya hal ini keliru. Aplikasi belajar selama PJJ itu sangat ringan dan tidak menyedot kuota besar. Dari pengamatan kami, kalau dihitung, hanya 3 Gigabyte. Nah disini orang tua harus hadir mengawasi penggunaan kuota. Apakah untuk belajar atau digunakan bermain game online,” katanya

Heru mengatakan, hal pertama yang dibutuhkan adalah komitmen orang tua dan orang dewasa lainnya di rumah untuk membantu memutus kecanduan game online pada anak. Ketika harus bersekolah daring, pastikan anak hanya menggunakan ponselnya untuk keperluan sekolah tanpa membuka game online.

“Saat anak dipaksa lepas dari game online dalam waktu lama, dia biasanya akan mengalami ledakan emosi. Bisa berupa sikap keras kepala, emosi berlebihan, dan menangis. Bisa dibilang, momen ini adalah saat tersulit dalam memutus kecanduan game online pada anak,” katanya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *