TABLOIDELEMEN.COM – Gagasan tentang Bapak Natal dalam penelusuran setidaknya pada abad ke-15 di Inggris.
Sebuah lagu Natal menggambarkan bagaimana seorang tokoh bernama ‘Sir Christemas’ menyebarkan berita tentang kelahiran Kristus.
Sementara itu pada masa Tudor dan Stuart, bangsawan mempekerjakan ‘Lord of Misrule’ untuk menghibur mereka selama perayaan musim dingin.
Tokoh tersebut adalah ‘Captain Christmas’ atau ‘Prince Christmas.’
Namun penulis drama Inggris Ben Johnson-lah yang mempopulerkan gagasan tersebut pada tahun 1616.
Johnson menciptakan drama Christmas, His Masque.
Drama tersebut berkisah tentang seorang lelaki tua berjanggut putih panjang.
Ia menciptakan karakter yang bernama Old Christmas.
Karakter itu memiliki janggut putih panjang dan tipis, mengenakan jubah panjang, dan ditemani oleh banyak putra dan putri.
Sinterklas Bapak Natal
Gagasan tentang Bapak Natal mendapat kecaman selama Perang Saudara Inggris.
Tetapi setelah restorasi, minat publik terhadap karakter tersebut meningkat.
Dalam A Christmas Carol karya Charles Dickens, 1843, Bapak Natal adalah sosok ahli yang mengenakan pakaian hijau.
Karakter Sinterklaas muncul di Belanda sebagai orang suci yang baik hati dan murah hati.
Ia secara ajaib dapat memasuki rumah melalui pintu atau cerobong asap yang terkunci.
Sinterklaas kemudian meninggalkan jejak hadiah untuk anak-anak kecil di musim dingin.
Laman The Collector menulis, pasar yang merayakan Sinterklaas sangat populer di Belanda pada abad pertengahan.
Pasar Natal itu penuh dengan kios-kios yang menjual mainan dan camilan.
Lalu ada Sinterklaas yang mengenakan jubah merah panjang muncul untuk menghibur penonton yang berkumpul.
Seiring berjalannya waktu, narasi Sinterklaas meluas
Sejalan dengan simbol Bapak Natal, umat Protestan selama reformasi di seluruh Eropa mencoba menghapus sosok Sinterklaas Belanda.
Hal ini sebagai upaya untuk menghilangkan gambaran Santo Nicholas.
Sebaliknya, orang Jerman mendorong gagasan tentang Yesus sebagai pemberi hadiah dan personifikasi semangat Natal.
Orang Jerman memanggilnya Christkindl, yang kemudian berkembang menjadi Kris Kringle dalam bahasa Inggris.
Kedua versi nama tersebut “Bapak Natal” dan “Sinterklas” tetap populer.
Namun Sinterklas asal Belanda yang ceria, ceria, dan penuh semangatlah yang paling banyak penggunanya hingga saat ini.
![](https://tabloidelemen.com/wp-content/uploads/2024/12/Logo-Elemen.png)
Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News