Anak Buruh Tani
Almarhum ayah dan ibu Prof Ahmad bekerja sebagai buruh tani di sebuah desa kecil Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebagai anak terakhir dari 10 bersaudara pasangan dari Alm Ibu Oyah dan Alm Bapak Tarmedi, tidak mungkin mampu mengkuliahkan.
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas ia lalui di kota kelahirannya.
Prof Ahmad, mengaku saat SD dan SMP, harus jalan kaki sepanjang 7-9 km dari rumahnya, di lereng Gunung Galunggung.
Setelah lulus SMA, keluarganya semula tidak tahu jika ia sudah kuliah di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta.
Tahun 1984, Ia kuliah lantaran setelah gagal mengikuti seleksi TNI Angkatan Darat. Sebenernya, saat seleksi di Bandung, sudah lolos. Namun tidak lolos saat tes pantukir
“Saya memutuskan tidak kembali ke kampung halaman, namun merantau ke Yogyakarta, dan bekerja,” katanya.
Untuk bisa kuliah setelah mengajar sebagai guru dan jualan buku di Shooping Pringharjo. Saat kuliah, juga sempat jadi asisten dosen, hingga lulus.
Ia pun menempuh pendidikan sarjana di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta dan Magister di UPI Bandung.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News