Namun lanjut Wiku, tidak semua perubahan genetik mengubah karakteristik virus, terutama perubahan genetik yang dapat memperburuk karakteristik, seperti lebih menular, gejala lebih parah, dan efektivitas vaksin.
Covid-19 varian baru, yaitu Omicron, masih perlu dipelajari dengan memperbanyak studi dan memperluas subjek penelitian. Dunia termasuk World Health Organization (WHO) juga terus belajar dari dinamika varian Covid-19
“Sebelumnya, terdapat Covid-19 varian Delta yang ditemukan di India pada Oktober 2020,” katanya.
Varian ini pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Januari 2021 dan menjadi penyebab lonjakan kasus di berbagai negara.
Saat itu, kata Wiku, WHO butuh waktu satu bulan untuk meningkatkan status dari variant of interest (VoI) pada 4 April 2021 menjadi variant of concern (VoC) pada 11 Mei 2021.
“Belajar dari itu, pada kemunculan Omicron, WHO mengambil langkah antisipatif yang cepat dalam waktu dua hari, dengan mengubah status Omicron dari variant under monitoring (VUM) menjadi VOC,” paparnya. Baca juga: Satgas Waspada Investasi Setop Operasional 3 Pedagang Aset Kripto

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News