Memaknai Sedulur Papat Lima Pancer  

Masyarakat Jawa mengenal istilah Sedulur Papat Lima Pancer. Menurut cerita dari leluhur, istilah sedulur papat lima pancer terinspirasi dari falsafah Jawa Kuno
Masyarakat Jawa mengenal istilah Sedulur Papat Lima Pancer.Menurut cerita dari leluhur, istilah sedulur papat lima pancer terinspirasi dari falsafah Jawa Kuno

TABLOIDELEMEN.com – Masyarakat Jawa mengenal istilah Sedulur Papat Lima Pancer.

Menurut cerita dari leluhur, istilah sedulur papat lima pancer terinspirasi dari falsafah Jawa Kuno yaitu bahwa setiap manusia yang terlahirkan (pancer) akan ada pengikutnya yaitu empat saudaranya

Mereka adalah kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih, dan udel (tali pusar).

Empat saudara manusia itu juga lahir dan akan menyertai kehidupan manusia itu hingga matinya.

Istilah Sedulur Papat Lima Pancer ini sebenarnya juga berasal dari nama lima roh.

Bacaan Lainnya
 Kecap ABC

Roh-roh tersebut adalah Batara Legi, Batara Pahing, Batara Pon, Batara Wage, dan Batara Kliwon.

Nama-nama ini merupakan bagian dari keyakinan leluhur Jawa yang sudah ada sejak zaman kuno dan tetap diyakini hingga saat ini.

Sedulur Papat Lima Pancer

Karena kelima hari pasaran tersebut berasal dari nama jiwa manusia maka masyarakat Jawa hingga sekarang memiliki kebiasaan menggunakannya.

Yaitu nama hari pasaran sebagai petunjuk untuk memahami peran dan karakter seseorang berdasarkan hari pasaran kelahirannya.

Sementara itu, hari pasaran terdiri dari lima hari dengan urutan Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage.

Kelima hari ini disebut pasaran karena sejak zaman dahulu digunakan untuk menentukan hari dibukanya pasar bagi para pedagang.

Sehingga pada hari tersebut, pasar menjadi ramai dikunjungi pedagang dan pembeli.

Oleh karena itu sejak zaman dahulu, masyarakat Jawa telah menggunakan sistem penanggalan atau perhitungan neptu weton sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Sebab, sistem ini memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Tidak hanya berfungsi untuk menandai hari kelahiran atau menggambarkan sifat, karakter, dan nasib seseorang.

Tetapi juga untuk menentukan waktu yang tepat untuk bertani, meramalkan kecocokan pasangan, atau mencari hari yang baik untuk melakukan kegiatan tertentu.

Berbagai aturan dalam perhitungan dan tafsiran weton telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat.

Metode, rumus, atau ketentuan yang turun dari generasi ke generasi memiliki makna sebagai petunjuk atau peringatan bagi mereka yang mempercayainya.

Weton merupakan kombinasi antara tujuh hari dalam seminggu (Senin, Selasa, dan seterusnya) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Siklus ini berulang setiap 35 hari (7×5).

Sehingga menurut perhitungan weton Jawa, hari kelahiran akan kembali setiap lima minggu.

 

 

Pos terkait

 Promo Laptop 2025