TABLOIDELEMEN.com – Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional Indonesia, merupakan warisan budaya luhur bangsa.
UNESCO secara resmi mengakui Wayang Indonesia sebagai Karya Agung Warisan Budaya Takbenda Dunia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), sebuah pengakuan yang menegaskan nilai universal serta keunikan seni ini.
Wayang menjadi media efektif untuk menyampaikan ajaran moral, etika, dan filosofi hidup melalui cerita-cerita epik yang kaya makna.
Para ahli sejarah serta budaya sepakat menyebut Wayang Beber sebagai jenis wayang paling kuno di Indonesia.
Wayang Beber menampilkan gulungan-gulungan bergambar yang berisi adegan cerita.
Seorang dalang membentangkan gulungan tersebut sedikit demi sedikit sambil melantunkan narasi.
Bentuknya menyerupai komik kuno, menjadi cikal bakal berbagai jenis wayang lain, termasuk wayang kulit.
19 Ragam Wayang Indonesia
Indonesia mempunyai keragaman wayang luar biasa. Berikut 19 jenis wayang serta asal wilayahnya:
- Wayang Beber – Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah (Gunungkidul)
- Wayang Kulit Purwa – Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur
- Wayang Golek Sunda – Jawa Barat
- Wayang Golek Cirebon – Jawa Barat
- Wayang Wong/Orang – Jawa Tengah (Surakarta, Yogyakarta)
- Wayang Klitik/Karucil – Jawa Timur
- Wayang Gedog – Jawa Timur
- Wayang Bali/Parwa – Bali
- Wayang Sasak – Nusa Tenggara Barat (Lombok)
- Wayang Betawi – Jakarta
- Wayang Palembang – Sumatera Selatan
- Wayang Banjar – Kalimantan Selatan
- Wayang Suluh – Jawa (Media Penerangan)
- Wayang Madya – Jawa Tengah
- Wayang Wahyu – Jawa Tengah
- Wayang Potehi – Tionghoa Peranakan (Jawa)
- Wayang Suket – Jawa
- Wayang Thengul – Jawa Timur (Bojonegoro)
- Wayang Ukur – Wayang Kreasi Baru
Aneka ragam wayang ini menunjukkan kreativitas serta adaptasi budaya lokal yang mengagumkan.
Melihat bagaimana Wayang Kulit Purwa memakai material kulit kerbau, mengangkat epos Ramayana dan Mahabharata dengan iringan gamelan.
Sementara itu, Wayang Golek memakai boneka kayu, menampilkan pertunjukan yang lebih realistis dan interaktif.
Wayang Sasak memakai bahasa Sasak, serta Wayang Palembang mengadopsi logat bahasa Melayu Palembang dan tidak pernah menjadi entitas statis, ia terus berevolusi;
Selain itu, Wayang Suluh contohnya, memakai wayang sebagai media penyuluhan dan pendidikan masyarakat.
Oleh karena itu, keberagaman ini membuktikan Wayang sebagai seni pertunjukan hidup yang terus berdialog dengan perkembangan zaman serta tradisi lokal.

Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update artikel lainnya di Google News












